Rabu, 14 September 2011

Demi Merah Putih (1)

Beberapa hari ini setelah pertandingan indonesia vs bahrain d kualifikasi piala dunia 2014,
Indonesia seakan d hebohklan dengan sebuah rilis yang mengungkap pertemuan pemain timnas dengan mantan pelatih alfred riedl dan pernyataan pelatih wim yang seakan memarahi pemain dan mengatakan bahwasanya pemain indonesia tak layak bermain di level dunia.
Saya selaku masyarakat tentu tersinggung,bagaimana pun ini adalah negara saya,bukan negara mu mener,saya tidak suka negara saya d lecehkan seburuk apapun keadaan nya.
Tapi d sisi lain saya juga ingin mengatakan kita jangan juga menjadi hiper sensitif dan membuat dramatisasi dan melankolis,seolah ini menghancurkan segalanya,menghancurkan mental dan lain-lain,kalau ternyata hanya dengan hal semacam ini mental kita dan konsentrasi pemain sudah hancur,menurut pendapat saya kata-kata pelatih wim ada benarnya malah sangat benar.
Kita harus marah dan membalaskan perlakuan pelatih bukan d luar tapi d dalam lapangan,tunjukkan bahwa pemain bisa lebih dari expetasi pelatih,tunjukkan bahwa kita bisa.
tindakan pemain senior sekelas bambang dan firman yang mendatangi riedl jika atas alasan silaturahmi tidak masalah tapi jika tujuan mereka "mengadu" seperti ANAK MANJA ke riedl ini sungguh memalukan dan sangat seperti seorang anak manja dan ingat tak pernah ada tempat keberhasilan buat sekelompok anak manja.
balik soal riedl,alfred riedl memang salah satu pelatih favorit saya,tapi tak pantas membandingkan riedl dengan wim,bagaimanapun riedl sukses setelah melatih beberapa bulan sedangkan win baru 1bulan dan hasil yg d raih ya sah-sah saja jika tak memuaskan,bagaimana pun setiap pelatih yang melatih d waktu mepet membutuhkan waktu buat beradaptasi dan pemain beradaptasi dengan filosofi,keinginan dan pola pelatih.
jika orang menilai riedl pelatih sukses,tapi menurut saya ivan kolev jauh lebih baik ketika melatih merah putih, permainan indonesia sangat membuat kita merinding,tak menyangka indonesia bisa bermain fantastis, walaupun beberapa kekalahan tapi bagi setiap yang menonton bisa pulang dengan bangga demi melihat cara bermain indonesia versi ivan kolev waktu itu.
memang sebaiknya dulu d saat pergantian pengurus PSSI staf pelatih tak perlu d ganti tapi toh sekarang semua sudah terjadi,sudah ada pelatih baru tentu semua pihak harus bisa memberi kesempatan dan silahkan masyarakat marah kepada coach tapi jangan terlalu menjadi hiper sensitif,karena menjadi manusia dewasa jauh lebih banyak manfaatnya ketimbang menjadi anak manja yang sensitif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar